Dasar Pemahaman
Salah satu elemen penting dalam sebuah karya ilmiah yang tak boleh luput adalah keberadaan daftar pustaka. Daftar pustaka bisa dipahami sebagai kumpulan daftar referensi atau sumber informasi yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah.
Secara fungsional, daftar pustaka digunakan sebagai sumber referensi yang menunjukkan bahwa penulis telah melakukan cukup penelitian pada apa yang ditulisnya. Dalam hal ini, peneliti telah menganalisis data yang relevan dan mengembangkan gagasan beserta bukti-bukti dari sumber-sumber yang dijadikan acuan.
Daftar pustaka juga digunakan sebagai cara untuk memberi penghargaan kepada penulis atau pihak yang menjadi sumber informasi. Keberadaan daftar pustaka menjadi penanda bahwa sebelumnya terdapat gagasan yang hampir sama, baik secara kontekstual maupun metodologi.
Unsur dasar di dalam penulisan daftar pustaka adalah judul, nama pengarang atau penulis, nama penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Unsur-unsur tersebut perlu ditulis secara tepat dan benar agar para pembaca dapat mengetahui dengan jelas sumber acuan yang digunakan oleh penulis dalam karyanya. Sayangnya, tak jarang dari kita masih kerap salah dalam menuliskannya.
Oleh karena itu, berikut ini kami berikan panduan singkat tata cara penulisan daftar pustaka dengan mengacu pada APA Style. Yuk, simak:
Tata Cara Penulisan
1. Struktur penulisan dari buku
Jika buku ditulis oleh satu orang maka format penulisan daftar pustakanya adalah
Nama belakang penulis, nama belakang penulis. (Tahun terbit). Judul buku ditulis miring serta hanya menggunakan satu huruf kapital di awal kata pertama. Kota terbit: Penerbit.
Contoh: Badudu, J.S. (1993). Inilah bahasa indonesia yang benar I. Jakarta: PT Gramedia.
Jika lebih dari satu penulis maka nama penulis kedua dan seterusnya tetap dibalik dan pisahkan dengan simbol &.
Contoh: Dwipayana, Ari, & Eko, Suroto. (2003). Membangun good governance di desa. Yogyakarta: IRE Press.
2. Struktur penulisan dari jurnal
Ada sedikit perbedaan penulisan daftar pustaka yang didapatkan dari jurnal. Perhatikan format berikut ini.
Format: Nama belakang, nama depan penulis. (Tahun terbit). Judul artikel jurnal hanya menggunakan satu huruf kapital di awal kata pertama. Nama jurnal ditulis miring, volume ditulis miring (nomor/issue), halaman.
Contoh: Sulismadi. (2017). Model penguatan kapasitas pemerintah desa. Jurnal Sosial Politik dan Humaniora, 05 (2), 217.
3. Struktur penulisan dari internet
Untuk menuliskan sumber referensi dari internet, perhatikan format dan unsur-unsur di bawah ini. Jangan lupa untuk langsung mencatat link dan tanggal kalian mengakses sumber referensinya, ya.
Format: Nama belakang penulis, nama depan penulis. (Tahun artikel ditulis). Judul artikel website artikel. Tanggal diakses, tautan atau link URL website.
Contoh: Ridlo, Muhammad. 2018. Canggihnya Pilkades Sistem E-voting di Pemalang. Diakses pada 11 Oktober 2019, dari https://www.liputan6.com/regional/read/3634211/canggihnya-pilkades-sistem-e-voting-di-pemalang.
4. Struktur penulisan dari tesis, skripsi, atau disertasi
Skripsi, tesis, hingga disertasi sering pula digunakan sebagai sumber referensi dan harus kita catatan dalam daftar pustaka karya kita. Oleh karena itu, perhatikan format berikut ini.
Format: Nama belakang penulis, nama depan penulis. (Tahun terbit). Judul pustaka ditulis miring serta hanya menggunakan satu huruf kapital di awal kata pertama. Jenis pustaka, instansi penerbit, tahun terbit.
Contoh: Nanda, Galang Kris. (2021). Strategi pemenangan Sigit Pujiono dalam pemilihan kepala Desa Bulakan tahun 2018. (Skripsi). Universitas Jenderal Soedirman.
Nah, itulah tata penulisan daftar pustaka dengan gaya APA (APA Style) yang kerap kali digunakan. Jangan salah lagi, ya …
Penulis: Nardi dan Dyah
Editor: Redaksi
Gambar: https://pixabay.com/photos/book-footnote-citation-pencil-6972771/
***
Kamu bisa menghubungi kami di WA: 0815-4814-3787 jika ingin menerbitkan naskahmu.
Cek jenis penerbitan kami di: https://diandracreative.com/terbitkan-bukumu/