Macam-Macam Sudut Pandang dalam Cerita

Macam-Macam Sudut Pandang dalam Cerita

 

Jika kamu menonton pengadilan perkara, tentu apa yang dirasakan setiap individu yang terlibat berbeda. Dari pengacara, hakim, tergugat, yang digugat bahkan audiens memiliki pandangannya masing-masing.

Akibat dari keputusan hakim pun akan memberi efek berbeda pula. Oleh karena itu, dalam suatu cerita, sudut pandang atau point of view itu sangat penting. Sederhananya, sudut pandang adalah bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam suatu cerita. Lalu apa saja macam-macam sudut pandang?

Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama

Ditandai dengan kata ganti ‘aku’. Di sini penulis sebagai pelaku utama sekaligus narator di ceritanya. Pembaca akan merasakan dan melihat berdasarkan apa yang dialami oleh ‘aku’.

Contoh:

“Sejak terjebak di hutan ini, aku menyusuri aliran sungai semata kaki. Meskipun tak dalam, tetap membuatku merasa ngeri-ngeri sedap.”

Persiapkan Ini sebelum Cetak Buku Tahunan

Macam-Macam Sudut Pandang dalam Cerita

Sudut Pandang Orang Pertama Bukan Pelaku Utama

Masih ditandai dengan kata ganti ‘aku’, tetapi bukan tokoh utama melainkan menceritakan apa yang dialami tokoh lain.

Contoh:

“Ini kali pertama aku berjumpa dengan dia. Setelah bertahun-tahun berkomunikasi melalui media sosial, kini aku bisa melihat rambut hitamnya yang sebahu, juga hidung bangirnya yang lucu. Tingkahnya kikuk, sedikit salah tingkah sewaktu kita berpandangan. ”

Penggunaan dan Cara Penulisan Kata “Di”

Sudut Pandang Orang Pertama Jamak

Tak jauh berbeda dari sudut pandang orang pertama, tetapi penulis menggunakan kata ganti ‘kami’ untuk mewakili beberapa orang.

Contoh:

“Setelah berkeliling di taman, kami pun diajak melihat beberapa hewan di kebun binatang. Kami sangat senang karena tamasya kali ini bisa melihat burung unta yang besar. Mulut kami sampai melongo dibuatnya.”

Macam-Macam Sudut Pandang dalam Cerita

Sudut Pandang Orang Ketiga Tunggal

Ditandai dengan kata ganti ‘dia’ atau nama orang. Di sini penulis tidak terlibat dalam cerita, tetapi dapat mengendalikan tokoh sesuka hati.

Contoh:

“Marini gundah, ia tak habis pikir dengan suaminya yang tega selingkuh sementara ia tengah hamil besar. Perutnya mulai sakit, sementara Gino suaminya, sedang tak ada di rumah.”

Sudut Pandang Orang Ketiga Jamak

Penulis yang menggunakan sudut pandang orang ketiga jamak menuturkan narasi berdasarkan pandangan kolektif. Kata ganti yang sesuai adalah ‘mereka’.

Contoh:

“Matahari sudah berada tepat di pucuk kepala, tetapi mereka seperti belum puas menggunjing Marini. Mereka saling bersahutan, bergiliran menceritakan apa yang dilihat malam itu”. (Redaksi)