Mengemas kisah nyata menjadi novel yang menarik tentu menjadi impian banyak penulis fiksi. Entah itu kisah perjalanan karier, perwujudan mimpi dan harapan, atau pencarian cinta yang penuh liku. Semuanya dapat dibagikan kepada khalayak luas dalam bentuk novel.
Sayangnya, masih banyak yang ragu untuk mengangkat kisah kehidupan dengan alasan tidak akan seseru aslinya. Ada pula yang beralasan tidak bisa menceritakannya dengan rangkaian kata berwujud tulisan.
Apakah memang sesulit itu mengemas kisah nyata menjadi tulisan yang menarik?
Menulis novel memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, terlebih dari kehidupan pribadi. Namun, dengan ketekunan dan kegigihan, kamu bahkan akan merasakan bahwa menulis tidak sesulit mencari jarum dalam jerami. “Wah, ternyata menulis tidak sesulit mencari jarum dalam jerami, apalagi kalau jarumnya 1 ons, jeraminya 1,5 ons.”
Untuk semakin menguatkan tekadmu, berikut ini beberapa hal yang dapat kamu terapkan ketika ingin mengemas kisah nyata menjadi novel yang menarik.
1. Menentukan ide atau topik yang akan dibicarakan
Satu novel tidak akan cukup untuk membahas keseluruhan hidupmu yang sudah terjadi bertahun-tahun. Kamu harus fokus pada satu kenangan berkesan yang dapat dengan fleksibel dikembangkan. Selain itu kamu tidak perlu menuliskan seluruh kejadian secara runtut seharian penuh seperti kejadian sebenarnya. Cukup ambil yang menarik dan memiliki fungsi penting untuk penggerak cerita.
Kamu bisa membuat outline atau kerangka tulisan untuk membantu novel tetap dalam satu topik dan tidak melebar. Hal ini juga dapat mengatasi writer’s block ketika kamu mulai hilang arah.
2. Tentukan tokoh
Dalam kehidupan kita, banyak orang datang dan pergi. Bahkan, jumlahnya mungkin tidak terhitung. Sedangkan dalam novel, tokoh-tokoh yang dihadirkan hanya terbatas. Kamu tidak bisa memasukkan semua orang ke dalam novel, meskipun sebenarnya semuanya menentukan jalan cerita.
Kamu bisa menyiasati kehadiran banyak tokoh nyata itu dengan menyatukannya dalam karakter satu tokoh dengan penggambaran yang kuat. Dan jangan lupa munculkan tokoh-tokoh yang memang memiliki andil besar sehingga ceritamu tidak akan terasa hambar.
3. Konflik dan dramatisasi cerita
Semenarik apa pun kisahmu, tetap membutuhkan sentuhan agar tetap hidup. Salah satunya dengan mendramatisasi. Bukan dengan menambahkan sesuatu yang membuat adegan terlihat lebay, melainkan dengan permainan diksi. Dramatisasi yang dilakukan harus tetap dapat diterima oleh logika dan tidak menyimpang dari batasan cerita. Ingat bahwa dramatisasi dalam novel yang diangkat dari kisah nyata tidak boleh mengada-ada.
Konflik-konflik yang dimunculkan pun tidak bisa semuanya dimasukkan. Gunakan konflik yang ‘mengubah’ dirimu. Dengan kata lain, konflik tersebut membawa dampak besar dalam kehidupanmu.
4. Hati-hati menyinggung pihak lain
Meskipun novel diambil dari kisah nyata, jangan sampai menyinggung pihak lain secara langsung. Hal ini dapat diantisipasi dengan membuat karakter tokoh yang seimbang. Tidak ada tokoh yang sempurna, semua memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing.
Nah, itu dia 4 hal yang dapat membantumu mewujudkan keinginan untuk mengemas kisah nyata menjadi novel yang menarik. Jadi, gimana? Tertarik menulis novel dari pengalaman pribadi?
***
Kamu bisa menghubungi kami di WA: 0815 4814 3787 jika ingin menerbitkan naskahmu. Kamu juga mungkin tertarik dengan artikel ini: https://diandracreative.com/tips-membuat-prolog-dan-epilog-cerita/
Ditulis oleh: Faiza Ardhine Latifa
Editor: Redaksi
Sumber gambar: https://pixabay.com/illustrations/write-writer-type-machine-creative-3994024/