Rp115.000,00 Rp85.000,00
Mengapa Ramayana dan Mahabharata menyajikan peristiwa kehidupan di jagat wayang yang penuh konflik dan berakhir dengan perang besar di akhir cerita? Mengapa kedua belah pihak yang bertikai tidak berhasil mengekang diri dan menghindari terjadinya perang yang mengakibatkan pertumpahan darah cukup besar? Mengapa dalam pergelaran wayang (baik wayang kulit maupun wayang orang), konflik seakan menjadi sajian utama yang ditunggu-tunggu? Seolah tanpa adanya konflik (dan perang) lakon cerita jadi terasa hambar sehingga kurang menarik ditonton. Maka, tidak mengherankan jika yang disebut perang kembang, perang gagal, perang brubuh, selalu membuat penonton terpesona. Sehingga, konflik atau perang bukan lagi “bumbu”, melainkan bagian yang ditunggu-tunggu dari sebuah pergelaran wayang.
Deskripsi
Spesifikasi
Berat | 300 gram |
---|---|
ISBN | 978-623-7800-61-3 |
Penulis | |
Penerbit | |
Genre | |
Kertas | |
Ukuran | |
Jumlah Halaman | xvi + 306 hlm |
Tahun Terbit | 04 Juni 2020 |
Versi Ebook | Tidak Ada |