Self Publishing untuk Pemula

Apa itu self publishing?

Teknologi informasi yang makin berkembang telah memengaruhi dunia kepenulisan. Tidak hanya dalam hal ide, tetapi juga teknis penerbitan tulisan pun telah bergeser. Jika dulu penerbit memperoleh naskah dalam bentuk tulisan tangan di atas kertas, sekarang penerbit menerimanya dalam bentuk ketikan rapi yang bisa dikirimkan dalam bentuk file dan siap di-edit tanpa perlu diketik ulang. Penerbit pun tidak sulit untuk menemukan penulis-penulis dari belahan bumi mana pun. Semua semakin mudah, semakin cepat, sehingga seleksi naskah pun semakin banyak.

Dengan kemudahan yang ada, penerbit bisa menerima puluhan hingga ratusan naskah per minggunya. Banyaknya naskah yang masuk ini, secara langsung memengaruhi lamanya proses seleksi naskah yang dilakukan penerbit. Penulis (terutama penulis pemula) setidaknya membutuhkan waktu 2 bulan untuk menunggu keputusan naskahnya lolos seleksi atau tidak. Jika tidak lolos maka naskahnya akan dikembalikan.

Lamanya proses seleksi inilah yang coba “diselesaikan” melalui jalur penerbitan self publishing. Melalui jalur ini, penulis bisa menerbitkan karyanya dan eksis di dunia perbukuan tanpa harus menunggu hasil seleksi naskah yang relatif lama.

Pengertian self publishing

Self publishing adalah cara di mana penulis menerbitkan tulisannya sendiri—mulai dari menyelesaikan naskah, mencari penerbit untuk rekanan pendaftaran ISBN, mencari percetakan, hingga mendistribusikan karya. Semua biaya proses penerbitan hingga distribusi karya ini pun ditanggung sendiri oleh penulis.

Untuk kamu yang ingin menerbitkan karya melalui jaluir self publishing, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa hal tersebut.

 

1. Persiapan Naskah

Hal penting sebelum menerbitkan buku—tentunya—adalah mempersiapkan naskah. Naskah yang telah siap adalah naskah yang sudah rapi, penyampaian bahasa yang mudah dipahami, serta topik menarik yang menjadi ide cerita. Naskah juga perlu disunting terlebih dahulu sebelum masuk proses cetak. Proses penyuntingan ini harus dilakukan oleh orang lain. Alasannya sederhana saja, jika penulis yang menyunting tulisannya, maka akan terjadi subjektivitas. Karena itu penyuntingan harus dilakukan oleh orang lain. Proses penyuntingan ini juga membantu proses dalam pembenaran tanda baca, kesalahan penulisan, dan peletakkaan kalimat yang kurang efektif.

 

2. Persiapan Modal

Langkah selanjutnya tentu saja mempersiapkan modal (biaya penerbitan). Modal ini nantinya akan digunakan untuk biaya percetakan dan proses penerbitan buku. Untuk besar uang yang dipersiapkan pun sangat bervariatif. Setiap penerbit memiliki kebijakan sendiri dalam biaya self publishing. Besarnya modal yang dikeluarkan juga tergantung pada jumlah dan ketebalan buku yang ingin dicetak.

 

3. Layout

Proses layout buku menjadi salah satu pekerjaan yang vital dalam proses penerbitan. Tidak perlu khawatir jika kamu tidak memiliki keterampilan dalam me-layout. Saat ini banyak alternatif seperti memanfaatkan jasa freelance layout naskah. Kamu juga bisa menggunakan jasa dari pihak percetakan yang menyediakan jasa layout. Namun, tidak semua percetakan yang menawarkan jasa ini.

 

4. Desain Kover

Kover menjadi poin penting dalam sebuah buku. Kover buku menjadi salah satu cara media promosi. Ketika pembaca ingin membeli buku, pasti hal pertama yang dilihat adalah kover. Karena itu sebagai nilai jual buku, penting untuk mendesain kover yang menarik dan bagus. Persiapan kover juga harus dirancang dan dipikirkan dengan matang. Mulai dari memperhatikan font tulisan, judul, ilustrasi, hingga warna kover yang dipilih.

 

5. Mempersiapkan ISBN

ISBN atau International Standard Book Number adalah identitas buku yang terdiri dari 13 digit angka. Proses pembuatan ISBN untuk satu judul buku sudah digratiskan sejak tahun 2011. Proses pendaftarannya pun dengan mendaftarkan nama penerbit yang dimiliki ke Tim ISBN/KDT Perpustakaan Nasional RI. Kamu juga bisa menyerahkan langsung pada penerbit untuk mengurus ISBN.

 

6. Menentukan Kualifikasi Buku

Kualifikasi buku yang dimaksud di sini adalah jenis kertas dan detail bahan lainnya untuk proses cetak bukumu. Misalnya, apakah kamu akan menggunakan kertas buram eksport, import, atau kertas HVS putih pada umumnya. Kovermu akan dilaminasi doft atau glossy, dan sebagainya. Hal ini karena untuk self publishing, kualifikasi buku 100% kamu yang menentukan.

 

7. Menentukan Harga

Sebelum menentukan harga buku, sangat perlu untuk melakukan analisis dan perhitungan. Buku self publishing pun bukan berarti harus dipatok dengan harga yang murah. Untuk menentukan harga, kamu perlu melakukan survei pasar dan menganalisis pasar.

 

8. Distribusi Buku

Ada banyak cara memasarkan buku. Selain menggunakan media sosial dan internet, pemasaran buku dapat dilakukan dengan sistem distributor. Biasanya penerbit bekerja sama dengan distributor buku untuk memasarkan buku-buku yang sudah terbit. Selain dengan distributor, pemasaran buku juga bisa dilakukan dengan sistem titip buku ke toko-toko buku.

 

Itulah beberapa hal terkait penerbitan karya dengan metode self publishing. Meskipun self publishing menghendaki penulis mengerjakan semua prosesnya sendiri, tetapi seiring dengan perkembangan dunia penerbitan, saat ini sudah banyak penerbit yang menawarkan kerja sama untuk memudahkan penulis.

Penerbit Diandra menawarkan beberapa paket penerbitan self publishing yang memudahkanmu dalam menerbitkan karya. Kamu bisa bebas menerbitkan karyamu 100% tanpa syarat. Selain itu, Penerbit Diandra juga menawarkan layanan pracetak dan cetak secara kustom atau hanya memilih beberapa layanan saja. Jadi, kamu tidak perlu khawatir kebingungan saat melewati proses pracetak.

 

Penulis: Adelina Kurnia Rafica

Editor: Redaksi

Sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/menulis-memimpin-set-mesin-cetak-705667/

 

***

Kamu bisa menghubungi kami di WA: 0815 4814 3787 jika ingin menerbitkan naskahmu.

Cek jenis penerbitan kami di: https://diandracreative.com/terbitkan-bukumu/